Hakikat Pecinta Alam - HIMALA UNMA BANTEN

HIMALA UNMA BANTEN, Merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Lestari Alam yang bertempat di Universitas Methlaul Anwar Banten, dan blog ini menyediakan berbagai informasi mengenai lingkungan hususnya informasi Organisasi kami.

Home Top Ad

Post Top Ad

Space Iklan

7/28/2018

Hakikat Pecinta Alam


Pencinta Alam, terdiri dari dua kata : Pencinta dan Alam. Pencinta adalah pelaku (subyek) dari perbuatan mencintai. Jadi kita perlu untuk mendefinisikan kata “cinta” itu sendiri. Sedangkan alam -yang asal katanya dari B.Arab- berarti segala apa yang ada di langit dan bumi (menurut Kamus Besar B. Indonesia). Namun, lebih spesifiknya segala apa yang ada di bumi baik itu daratan, lautan maupun udara, baik itu pepohonan, hewan dan manusia sekalipun. Adapun “cinta”, maka definisi-nya sangat banyak dan bervariasi, namun semuanya bermuara pada satu, yaitu “kasih sayang yang mendalam”, dimana konsekuensi dari cinta adalah “pengorbanan”, maksudnya kita akan berupaya menyenangkan orang yang kita cintai dengan segala bentuk upaya dan cara, bahkan pada puncaknya dengan pengorbanan sekalipun.
Oke, kita tidak akan membahas panjang lebar tentang masalah definisi. Cukuplah kita sudah memahami makna tersebut. Sekarang mari kita mencermati kembali kata “Pencinta Alam”. Mungkin, menurut definisi terdekat -dengan bahasa Saya-, Pencinta Alam itu adalah orang yang menaruh perhatian mendalam terhadap alam lingkungan, care terhadapnya, dan bahkan rela berjuang untuk mempertahankan eksistensinya, dan akan tersakiti apabila ada yang merusaknya, sedikit maupun banyak.
Sebelum itu sobat, Saya ingin menegaskan lagi, dan mengajak Anda semua berfikir :
1. Bahwa yang paling layak untuk disebut dengan “Pencinta Alam” sejati, adalah Dzat yang menciptakan alam tersebut, karena Dia-lah yang menumbuhkannya, yang mengaturnya dan yang memeliharanya. Oleh karena itu, wajib bagi seorang “pencinta alam” untuk mencintai -pertama kali dan yang terutama-, Dzat yang menciptakan alam semesta, sebelum dia mencintai alam ciptaan-Nya. Dan konsekuensi dari bentuk kecintaan adalah mematuhi dan mentaati apa yang Ia perintahkan, menjauhi apa yang Ia larang. Sungguh naif sekali, apabila ada seorang “pencinta alam” yang tidak mau mencintai-Nya, bahkan tidak mau mengakui-Nya…
2. Seorang “pencinta alam”, sepatutnya dia mencintai dirinya sendiri sebab dirinya adalah bagian dari alam. Bagaimana bisa seseorang mencintai alam namun ia tidak mencintai dirinya sendiri. Apa bentuk dari kecintaan terhadap diri sendiri? Ya tentu saja, ia harus memelihara keadaan dirinya, menjaga kesehatannya, memelihara kebersihannya. Bukannya malah tampak kumuh dan kumal, bahkan merusak dirinya dengan rokok dan minuman keras. Mereka ini bukanlah pencinta alam, tapi perusak diri dan perusak alam.
3. Seorang “pencinta alam”, seyogyanya mencintai manusia lainnya, terutama orang tuanya yang melahirkannya. Berbakti kepada keduanya. Bersikap lemah lembut dan memelihara kepada keduanya ketika keduanya telah renta. Selain itu juga hendaknya ia mencintai saudara-saudaranya.
4. Seorang “pencinta alam”, selayaknya menjaga dan memelihara lingkungan sekitarnya. Aktif melakukan konservasi lingkungan. Berkampanye untuk melakukan perbaikan lingkungan. Berupaya mengurangi hal-hal yang dapat merusak alam, diantaranya dengan cara-cara yang pernah saya sebutkan di dalam artikel sebelumnya.
Sebenarnya, masih banyak lagi timbangan refleksi istilah “pencinta alam”. Namun, keempat hal di ataslah yang paling fundamen menurut Saya untuk bisa menggunakan istilah “pencinta alam”. Walaupun, kebayakan manusia tidak lepas dari dua keadaan, entah sebagai “penikmat alam”, atau bahkan “perusak alam”. Sekarang semuanya kembali kepada kita masing-masing. Mau jadi yang manakah kita??

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Post Top Ad