Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving - HIMALA UNMA BANTEN

HIMALA UNMA BANTEN, Merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Lestari Alam yang bertempat di Universitas Methlaul Anwar Banten, dan blog ini menyediakan berbagai informasi mengenai lingkungan hususnya informasi Organisasi kami.

Home Top Ad

Post Top Ad

Space Iklan

12/05/2018

Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving

SRT (Single Rope Technique) adalah tehnik untuk melintasi suatu lintasan vertikal yang berupa satu lintasan tali.
Peralatan dalam Single Rope Technic antara lain :

a. Harness : sabuk pengaman
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Harness
   - Sit harness
   - Chest harness
b. Descender
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Descender
  • Capstand : simple stop, auto stop
  • Racks : open dan close racks
  • Figur of eight

c. Ascender
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Ascender
  • Hand ascender
  • Chest ascender

d. Carabiner
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Carabiner
  • Oval
  • Delta
  • Alpha.

e. Cowstail : Tali pengaman atau pembantu yang terdiri dari satu tali panjang (50 cm)dan tali pendek (45 cm) yang berhubungan dan dibuat dari tali dinamik diameter 9-11 mm.
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Cowstail
f. Million Rapide tiga buah, yaitu :
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Million Rapide
  • MR semi cilculair yaitu sejenis carabiner yang khusus diciptakan untuk menahan beban dari segala arah secara merata, serta beban resultan. Digunakan untuk menghubungkan sit harness serta untuk mengkaitkan MR oval ,cowstail,carabiner oval non screw (friksi) dan carabiner oval screw yang menghubungkan ke descender.
  • MR oval, berfungsi menghubungkan chest ascender (croll) dengan MR semi circular.
  • MR delta, berfungsi menghubungkan chest ascender (croll) dengan chest harness.

g. Footloop: yaitu, tali yang digunakan sebagai pijakan kaki pada waktu naik ,yang dikaitkan pada jumar terbuat dari tali statik atau webbing.
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Footloop
h. Karnmantel rope
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Karnmantel
Beberapa hal penting yang harus diketahui adalah pengetahuan mengenai:
A. TALI
Tali adalah yang paling penting dalam SRT. Tali yang digunakan untuk abseling/prusiking tidak boleh putus atau patah. Implikasinya kita harus tahu jenis tali yang baik.
Karakteristik tali yang digunakan adalah sebagai berikut :
  • Tali Statik : Elongansi 2 %.
  • Tensile Strengh = 1500 kg minimal.
  • Tahan gesekan dengan batuan.
  • Menyerap sedikit air, hal ini tergantung dengan ruangan diantara serat serat tali.
  • Tahan terhadap panas, yang meningkat pada waktu asembling minimal 150 derajat.
  • Diameter tali 9-12 mm.
  • Setelah dipakai tali wajib dicuci untuk menghilangkan kotoran didalam serat tali.

B. SIMPUL TALI TEMALI DASAR
Tali temali adalah suatu keterampilan yang mutlak diperlukan oleh seorang petualang. Walaupun belum pernah mempelajari secara khusus, sesungguhnya tanpa disadari hampir setiap orang mampu membuat 2/3 simpul yang paling dasar.
Pada dasarnya hanya ada beberapa simpul dasar dalam tali temali. Sebuah simpul yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
  1. Versalility (multi guna ).
  2. Aman.
  3. Kuat.
  4. Mudah untuk dibuat simpul.

Beberapa simpul simpul dasar dan kegunaannya :
 1. Overhand Knot/Simpul Hidup
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Simpul Hidup
Simpul ini adalah simpul yang paling sederhana dan paling dasar. Biasanya digunakan pada ujung tali untuk menghentikan geseran /untuk mematikan ujung tali.
 2. Figure of eight Knot/Simpul delapan.
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Simpul delapan
Simpul ini lebih kuat daripada simpul hidup. namun fungsinya hampir sama. Kekurangannya dibanding simpul hidup, simpul ini membutuhkan banyak tali
 3. Sheet bend Knot/Simpul ANYAM
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Simpul ANYAM
Digunakan untuk menyambung dua buah tali yang besarnya tidak sama besar. Kalau perbedaan tali ini terlalu jauh, maka simpulnya harus digandakan.
 4. Bowline Knot/Simpul Kambing.
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Simpul Kambing
 Sifat simpul ini tidak menjerat dan tidak dapat digeser geser.
 5. Simpul Mati
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Simpul Mati
Digunakan untuk menyambung tali yang sama besar, simpul ini cukup mudah dan sederhana.
 6. Turbuck Knot
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Turbuck Knot
Simpul ini tidak terlalu baik pada tali yang sudah kaku, kadang kadang menjerat atau lepas sama sekali.
7. Tauline Hitch
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Tauline Hitch
Simpul ini sifatnya sama dengan Turbuck Knot, yaitu tidak menjerat kalau talinya ditarik, tetapi mudah digeser kalau ikatannya didorong.
8. Two Half Hitch
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Two Half Hitch
Sifat simpul ini menjerat, biasanya digunakan untuk mengikat tali pada pangkal kayu.
   9. Timber Hitch/Jerat tukang kayu
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Timber Hitch
Simpul ini sifatnya menjerat. Sesuai dengan namanya, simpul ini biasanya dipakai untuk mengikat tali pada balok kayu.
10.Clove Hitch/Simpul Pangkal
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Simpul Pangkal
Simpul ini sederhana dan bisa dipakai untuk mengikatkan tali tenda pada pasak.
11.Fisherman’s Knot/ Simpul Nelayan
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Simpul Nelayan
Berguna untuk menyambung dua buah tali yang sama besar. Jika tali dalam keadaan basah dan licin, simpul ini bisa digandakan agar lebih aman dan kuat.
12.Prusik Knot
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Prusik Knot
Simpul ini bersifat menjepit bila mendapat tekanan, namun bisa digeser dengan mudah bila didorong pada saat tidak mendapat tekanan.
13.Simpul Tiang
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Simpul Tiang
 Digunakan untuk menyambung dua buah balok kayu atau tiang.
14.Butterfly Knot/ Simpul Kupu kupu
Single Rope Technique STR dan Peralatan Caving
Simpul Kupu kupu
Simpul ini digunakan sebagai pengaman pada tali yang rusak, atau dapat digunakan untuk membuat tangga (dengan tali yang panjang dan kuat).
C. BEBERAPA SISTEM DALAM SRT :



  • Texas sistem, menggunakan 2 hand ascender yang dihubungkan dengan cows tails yang ujung pendek diposisi bawah ditambah foot loop, sedang yang lain diatas dilewatkan kedalam penyambung chest harness dan dipegang tangan
    • Rope walker sistem, menggunakan 3 buah gibbs, satu diikatkan dipundak, satu ditengah dengan tambahan foot loop,dan satu lagi dibawah diikatkan di kaki.
    • Mitchele sistem, seperti Texas sistem hanya ditambah chest box pada chest harness, dan ascender atas ditambah footloop.
    • Floating cam sistem, menggunakan hand ascender yang dihubungkan cows tails dan footloop foot ascender, dihubungkan cows tails dan diikatakan di kaki dan menggunakan chest box.
    • Jummar sistem, menggunakan 2 buah ascender yang dihubungkan dengan cows tails dan foot loop, dan dipegang di kedua tangan, tali dilewatkan di penghubung chest harness.
    • Frog rig sistem. Sistem ini akan kita bahas lebih lanjut.
    FROG RIG SYSTEM
     Sistem ini paling banyak digunakan karena kenyamanan, keamanan, dan kecepatan, serta sistem ini sering disebut dengan Sit and Stand System karena saat meniti tali gerakannya seperti orang berdiri lalu duduk.

    Organisasi ( set SRT )
     Adalah suatu sistem penggabungan/merangkai peralatan yang akan digunakan dalam SRT. Dalam sistem ini digunakn sit harness yang dihubungkan dengan delta MR, yang didalam MR tersebut dirangkaikan peralatan lainnya. Urutan paling kiri cows tails, oval MR yang terhubung dengan chest ascender, lalu oval carabiner screw gate yang dihubungkan dengan descender, lalu carabiner non screw/karabiner friksi yang berfungsi sebagai pengatur laju kecepatan tali pada saat kita descending. Ujung cows tails panjang dihubungkan dengan delta carabiner yang dirangkaikan dengan hand ascender dan footloop. Chest ascender diikatkan ke dada dengan menggunakan chest harness.

    Descending
     Adalah teknik menuruni tali pada frog rig system biasanya menggunakan descender simple maupun auto stop. Untuk penggunaannya harus ditambah dengan carabiner non screw disamping kanannya yang berguna untuk mengatur kelajuan gerak tali pada saat kita turun. Pada saat akan mulai menuruni lintasan, berhenti ditengah lintasan ataupun melalui suatu bentuk lintasan, descender harus pada keadaan terkunci dengan menggunakan tehnik penguncian tersendiri.
    Descending tidak mengutamakan kecepatan, tetapi mengutamakan keamanan dan kenyamanan.

    Ascending
     Adalah teknik meniti tali keatas, pada frog rig sysrem digunakan sebuah hand ascender sebagai pegangan yang dihubungkan dengan cows tails ujung panjang yang dirangkaikan dengan foot loop untuk pijakan kaki dan sebuah chest ascender yang diikatkan ke dada dengan chest harness.
    Baca Juga :

    No comments:

    Post a Comment

    Popular Posts

    Post Top Ad