NAVIGASI DARAT - HIMALA UNMA BANTEN

HIMALA UNMA BANTEN, Merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Lestari Alam yang bertempat di Universitas Methlaul Anwar Banten, dan blog ini menyediakan berbagai informasi mengenai lingkungan hususnya informasi Organisasi kami.

Home Top Ad

Post Top Ad

Space Iklan

6/02/2018

NAVIGASI DARAT

Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di peta maupun medan sebenarnya. Sebagai orang yang dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya mutlak harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat jauh dan tidak dikenal akan menjadi lebih mudah dan aman. Pengetahuan navigasi darat juga berguna ketika diperlukan usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan atau tersesat di gunung dan hutan, serta bencana alam
Secara umum, peta dinyatakan sebagai penggambaran dua dimensi pada bidang datar, dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbadingan tertentu. Peta sendiri kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya. Untuk keperluan navigasi darat, umumnya menggunakan peta Topografi.

Peta Topografi
NAVIGASI DARAT
Topografi berasal dari bahasa Yunani. Topos yang berarti tempat, dan Grafi yang berarti menggambar. Peta Topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berkentinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan garis kontur mewakili satu ketinggian. Walau Peta Topografi memetakan tiap interval ketinggian
tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan yang akan membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut. Isi peta di dalamnya terdapat warna, garis, symbol, dan label untuk mewakili fitur yang ditemukan di medan sebenarnya.
Peta Topografi memiliki dua bagian, yaitu:

  1. Bingkai peta
    • Judul peta. Judul menyatakan lokasi yang ditujukan oleh peta bersangkutan. Untuk peta keluaran:
      • BIG (Badang Informasi Geospasial): bagian kanan
      • Dittopad (Direktorat Topografi Angkatan Darat): bagian atas
      • AMS (Army Map Service): bagian atas
    • Nomor peta. Nomor peta biasanya dicantumkan disebelah kanan atas peta. Selai sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, nomor peta juga berguna sebagai petujuk nila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan juga petunjuk letak peta yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada di sekeliling peta tersebut.
    • Skala peta. Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu:
      1. Skala angka
        • 1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta adalah 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
        • 1 : 50.000 berarti 1 cm jarak di peta adalah 50.000 cm (500 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
      2. Skala garis
        • 1 : 50.000 berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal sebenarnya.
    • Legenda peta. Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut.
      • Merah: simbol jalan
      • Biru: simbol air (sungai, danau)
      • Hitam: simbol bangunan
      • Hijau: hutan atau belantara.
    • Tahun pembuatan peta. Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru pembuatannya, maka data yang disajikan akan semakin akurat.
    • Arah utara peta. Pada bagian bawah peta biasa terdapat penunjuk Utara Peta, Utara Sebenarnya, dan Utara Magnetis. Utara sebenarnya adalah arah yang menunjukkan kutub utara bumi. Utara Magnetis adalah arah yang menunjukkan kutub utara magnetis bumi.

  1. Inti peta
  • Kontur. Kontur adalah garis hayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian sama dari muka laut. Berikut beberapa sifat garis kontur:
    1. Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu, seperti kawah.
    2. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
    3. Daerah landai memiliki garis kontur yang berjarak. Sementara daerah curam memiliki garis kontur yang rapat.
    4. Punggungan gunung memiliki garis kontur yang menjauhi puncak atau berbentuk “U”.
    5. Lembahan memiliki garis kontur yang mendekati puncak atau berbentuk “V”.
  • Koordinat peta. Koordinat adalah kedudukan suatu titik titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu:
    1. Koordinat geografis. Sumbu yang digunakan adalah garis bujur dan garis lintang yang sejajar dengan kathulistiwa dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik. Contoh:
      1. 106°, 40’, 31,8” BT
      2. 06°, 58’, 43,5” LS
    2. Koordinat grid atau Universal Transverse Mercator (UTM). Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur. Sisi koorninat mengenal penomoran 4, 6, atau 8 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 8 angka.
Kompas dan Penggunaannya

Kompas adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas selalu menujukkan arah utara – selatan. Tapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas tersebut adalah arah Utara Magnetis bumi, jadi bukan Utara Sebenarnya. Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam menggunakan kompas perlu dijauhkn dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, missal: golok, carabiner, dll.
Secara fisik kompas terdiri dari:
  1. Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas lainnya berada
  2. Jarum, selalu menujukkan utara – selatan pada posisi bagaimanapun
  3. Skala penunjuk, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.
Teknik Peta dan Kompas

  1. Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan pada peta dengan medan sebenarnya. Sedehananya adalah menyamakan utara peta dan utara sebenarnya. Berikut langkah-langkah orientasi peta:
    1. Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok
    2. Letakkan peta pada bidang datar
    3. Samaka utara peta denga utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi
    4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut di dalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.
    5. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta, ingat hal-hal khas dari setiap tanda medan.
  2. Azimuth – Back Azimuth. Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sebagai sudut kompas. Bila kita berjalan dari satu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap, makan harus diusahakan agar lintasannya berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan teknik back azimuth. Keterangan: < 180 + 180 dan > 180 – 180.
  3. Resection adalah menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua tanda mendan atau lebih. Teknik resection membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Jika kita sedang berada ditepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang punggunangan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Berikut langkah-langkah resection:
    1. Lakukan orientasi peta
    2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta minimal dua buah
    3. Dengan busur dan penggaris, buat tanda plus pada tanda-tanda medan tersebut
    4. Bidik tanda medan tersebut dari posisi kita, diperoleh sudut azimuth
    5. Plot sudut back azimuth dari titik B dan titik C
    6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus adalah posisi kita di peta.
  4. Intersection adalah menentukan posisi suatu objek di peta dengan menggunakan dua atau lebuh tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat di lapangan, tetapi sukar dicapai. Berikut langkah-langkah intersection:
    1. Lakukan orientasi dan pastikan posisi Anda
    2. Bidik objek yang diamati
    3. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta dari titik posisi kita
    4. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut dalam peta
    5. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi objek yang dimaksud.
  5. Analisa perjalanan. Analisa perjalanan perlu dilakukan agat kita dapat membayangkan kira-kita medan yang akan dilalui, dengan cara mempelajari peta yang akan dipakai, yang perlu dianalisa adalah jarak waktu, dan tanda-tanda medan.

Untuk materi selengkapnya bisa DOWNLOAD silahkan klik DISINI

1 comment:

Popular Posts

Post Top Ad